Langsung ke konten utama

Menjadi Tanah yang Subur

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Mat 13:8-9)

Renungan :
Teman-teman yang terkasih. Berbicara mengenai iman adalah bentuk tanggapan kita terhadap kepercayaan. Iman itu tidak hanya diucapkan. Iman itu juga bisa diwujudkan melalui perkataan atau bahkan tindakan. Jika kita percaya bahwa Allah itu adalah pengampun. Maka sudah seharusnya kita pun juga sebagai orang yang mempercayai-Nya pun menjadi seorang pribadi yang pengampun.

Hari ini Yesus berbicara kepada banyak orang dengan perumpamaan. Ada unsur menarik di dalam perumpamaan ini, yakni benih dan media yang menerimanya. Benih itu adalah sabda atau firman Tuhan. Medianya adalah kita. Benih pertama jatuh di pinggir jalan. Pada media pertama ini, sabda Tuhan didengar tetapi tidak mengerti. Benih berikutnya jatuh di tanah berbatu. Pada media ini, sabda Tuhan didengarkan tetapi tidak meresap atau berakar. Benih berikutnya jatuh di semak duri. Pada media ini, sabda Tuhan mendengar tetapi ketika bertemu dengan kesulitan dan kesusahan hidup pada akhirnya mati. Benih berikutnya jatuh di tanah yang baik. Di sini benih tersebut tumbuh dan berbuah serratus kali libat, enam puluh kali lipat dan tiga puluh kali lipat.

Teman-teman. Seorang petani membutuhkan waktu yang lama untuk mengolah tanah untuk menjadi tanah yang layak. Namun, di dalam mempersiapkan tanah yang baik itu. Petani harus memiliki kemauan dan pengorbanan untuk mempersiapkannya. Seorang petani rela menggarap tanahnya berhari-hari untuk mendapatkan tanah yang subur. Demikian juga dengan kita. Untuk menjadi tanah yang baik dibutuhkan kemauan dan pengorbanan. Kita harus berdoa, beribadat dan juga berbuat baik kepada sesama. Itulah tanda bukti kemauan untuk menjadi tanah yang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mewartakan Kebenaran di Tahun 2022

P ada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yoh 1:1-4) Renungan: Teman-teman sekalian. Nilai sebuah kebenaran adalah keselarasan antara pengetahuan dan objek yang disampaikan. Dalam arti lain kebenaran itu dikatakan sesuai dan dapat dibuktikan. Ukurannya jelas yakni sesuai. Segala sesuatu yang dinyatakan memiliki kebenaran ialah yang diungkapkan dapat dibuktikan secara benar. Misalnya, seseorang yang memberikan kesaksian dengan nilai kesaksian dapat dikatakan mengandung nilai kebenaran jika itu sesuai dengan fakta-fakta dan sesuai. Itulah kebenaran. Hari ini kita diajak oleh Yohanes Penginjil untuk mengenal Yesus Kristus. Di mana digambarkan oleh Yohanes Penginjil bahwa Yesus itu adalah Fiman itu sendiri yang sudah ada se...

Tanda Yesus

Gambar:  Katolisitas.org P ada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:38-39) Renungan: Teman-teman terkasih, kadang kala kita sering meminta tanda. Ketika meminta persetujuan, kita meminta tanda tangan. Ketika kita bertanya kepada teman mengenai lokasi keberadaannya, kita meminta foto. Ketika salah seorang dari teman pergi ke suatu daerah yang viral, kita meminta tanda. Tuhan Yesus hari ini berhadapan dengan ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka meminta kepada Yesus untuk membuat tanda agar mereka percaya. Namun, Yesus tidak mau memberikan tanda kecuali tanda Yunus. Jika Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, Tuhan Yesus berada di alam kematian selama tiga hari. Itulah tanda yang diberikan oleh...

Dua Tokoh Besar yang Mengajarkan Kerendahan Hati

Gambar:suarawajarfm.com I nilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Mrk 1:7-11) Renungan: Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Apa jadinya ketika kita bertemu dengan sosok yang sudah kita kenal dan memiliki kemampuan yang tidak diragukan lagi dalam bidangnya? Kita tentu akan segan untuk mengambil alih tugas yang sudah diserahkan kepadanya. Kita juga akan memberikan penghargaan kepadanya untuk menjalankan tugas yang telah diserahkan kepadanya. Hari ini bertemulah dua to...