Langsung ke konten utama

Belajar Terbuka dan Melihat Kehendak-Nya

Gambar: Unsplash.com
Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. (Mat 12:39-40)

Renungan :
Teman-teman yang terkasih. Tanda adalah suatu pengenal atau lambang. Dengan tanda, seseorang akan dapat mengenali teman sesama organisasinya. Dengan tanda juga seseorang akan mampu mengenali hal-hal yang hendak disampaikan. Ketika kita ingin mengurus surat-surat yang terkait dengan kependudukan, maka kita akan sangat membutuhkan kartu tanda pengenal (KTP). Ini dikarenakan sebagai pengenal. Karena dengan tanda itu, maka kita dinyatakan sebagai penduduk dari negara Indonesia.

Hari ini Yesus dimintai tanda oleh ahli Taurat dan orang Farisi. Namun, Yesus menjawab dengan menyebut sebagai “Angkatan yang jahat dan tidak setia.” Lalu, Yesus mengulas sedikit kisah mengenai nabi Yunus. Mengapa demikian? Karena meski mereka diberikan tanda atau mukjizat pun mereka pasti tetap berkeras hati untuk tidak mempercayai. Bahkan dengan mukjizat terbesar yang dibuat oleh Yesus yakni bangkit dari kematian setelah 3 hari berada di alam kematian. Setelah Yesus bangkit pun, mereka justru mengatur berita bahwa jenasah-Nya dicuri. (Mat 28:11-15).

Teman-teman. Terkadang kita layaknya ahli Taurat dan Orang Farisi. Di saat kita mengajukan permohonan, terkadang kita meminta kepada Allah untuk memberikan tanda. Hal ini memang sungguh baik. Namun, kita tidak akan bisa membatasi keinginan Allah. Karena rahmat-Nya pasti mengatasi ruang dan waktu. Yang kita bisa adalah belajar terbuka dan melihat kehendak Allah atas diri kita dan sesama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha