Langsung ke konten utama

Iman yang Mengatasi Gangguan

Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. (Mat 9:22)
 
Renungan 
Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Menjelang bulan Juli 2021, kita kembali harus menjalankan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Ini terjadi dikarenakan meningkatnya jumlah terkonfirmasi positif covid 19 sepanjang wilayah Jawa hingga Bali. Dampaknya ialah kita kembali menjalankan aktifitas seperti di awal terjadinya Pandemi Covid-19. Banyak rencana yang disiapkan pada awal Juli menjadi dipindahkan atau dibatalkan. Akhirnya membuat beberapa orang menjadi kecewa. 

Hari ini Yesus didatangi oleh seorang kepala rumah ibadat. Ia meminta Yesus untuk membangkitkan anaknya. Di waktu bersamaan Yesus melakukan penyembuhan kepada seorang perempuan yang mengalami pendarahan. Setelah itu Yesus pun membuat mukjizat dengan membangkitkan anak dari kepala rumah ibadat. Sebelum terjadinya mukjizat tersebut yang dihadapi oleh Yesus ialah tertawaan orang banyak. Setelah mereka diusir, maka terjadilah mukjizat membangkitkan anak dari kepala rumah ibadat. 

Teman-teman yang terkasih. Terkadang di dalam keinginan untuk mencapai tujuan, kita menghadapi gangguan. Jika Yesus di dalam kisah Injil hari ini berhadapan dengan tertawaan, maka kita pun terkadang lebih dari itu. Bukan hanya dari orang lain, terkadang juga itu datang dari keluarga. Di sinilah kita membutuhkan iman. Dengan iman, kita mampu untuk mencapai tujuan. Dengan iman pun kita mampu menghilangkan gangguan. Dengan iman pun kita yakin akan melewati seluruh kesengsaraan yang ada di dalam pandemic covid 19 ini. Tetaplah berdoa dan berbuat kasih. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha