Langsung ke konten utama

Mengasihi di Masa Pandemi

Gambar: Unsplash.com
Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" (Yoh 6:5).

Renungan:
Teman-teman yang terkasih. Tidak terasa pandemic ini sudah berlangsung sudah lebih dari 1 tahun. Dampaknya pun bukan hanya berkisar pada kesehatan. Banyak dari mereka yang pada akhirnya harus kehilangan pekerjaan. Belum lagi bagi mereka yang masih anak-anak dan harus kehilangan orang tuanya. Mereka yang memiliki bisnis di bidang-bidang yang paling terpukul keras pun harus tutup. Hingga pada akhirnya menghasilkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya.

Hari ini Yesus diikuti oleh banyak orang yang kagum pada mukjizat-mukjizat-Nya. Melihat orang-orang itu Yesus tidak diam. Hati kecilnya terketuk melihat kondisi mereka. Sehingga Ia pun meminta bantuan para murid-Nya. Andreas dan Simon Petrus menemukan ada seorang anak yang membawa lima roti jelai dan dua ekor ikan. Setelah itu pun terjadi peristiwa penggandaan lima roti jelai dan dua ekor ikan tersebut. Semua orang pun kenyang. Makanan itu pun masih tersisa dua belas bakul.

Teman-teman. Yesus di saat melihat banyak orang belum makan, Ia pun merasa iba. Oleh karena kasih-Nya yang begitu besar kepada setiap orang. Maka, mukjizat pun terjadi. Mereka semua dengan asal yang belum diketahui pun dikenyangkan. Mereka yang mungkin belum tentu percaya terhadap Kerajaan Allah pun dikenyangkan. Maka, marilah kita semua disemangati dengan kasih yang besar seperti teladan Kristus. Kita bantu teman-teman yang mengalami kesulitan oleh karena terdampak virus ini. Kita bantu mereka yang baru saja kehilangan pekerjaan dan baru mengawali usahanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha