Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Bunda Maria teladan Kerendahan Hati

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk. 1:38) Renungan: Apa yang sering kita rasakan ketika kita menerima perintah dari pimpinan di tempat kita bekerja? Terkadang kita menolak karena kita sering beralasan bahwa itu bukanlah pekerjaan kita. Atau bisa juga menerima perintah tersebut tetapi ngedumel. Bisa juga kita menerima dan menjalankannya begitu saja. Atau ada juga yang langsung membantah bahwa itu sudah bukan lagi pekerjaan saya. Bayangkan jika kita pemilik perusahaan memiliki begitu banyak karyawan yang seperti itu, apa jadinya perusahaan kita. Melalui Injil hari ini kita diajak untuk merenungi sikap rendah hati. Apakah kita sudah tahu bagaimana caranya bersikap rendah hati? Itu bisa dipelajari melalui sikap Bunda Maria. Di dalam Injil dinyatakan bahwa Bunda Maria dipilih menjadi perantara kelahiran Juruselamat. Itu disampaikan langsung oleh malaikat Gabriel. Apakah Bunda Mar

Jangan Pergunakan Ukuran Kita

Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya." (Mat. 11:19) Renungan: Kita seringkali mengukur segala sesuatu dengan menggunakan ukuran kita. Misalnya, seorang anak yang baik itu adalah anak yang tidak pernah melawan atau berdebat dengan orang tuanya. Namun ketika kita bertemu dengan seorang anak yang kita bilang baik, ternyata anak tersebut mengalami luka batin yang sangat hebat. Di mana ia tidak diperkenankan untuk mendalami hobinya. Berbeda ketika kita bertemu dengan seorang anak yang kadang berdebat atau diskusi dengan orang tuanya. Anak cenderung terlihat bahagia karena ia menganggap orang tuanya tidak lebih dari sebagai orang tua dan teman. Hari ini kita diajak oleh Tuhan Yesus mendalami makna dari ukuran. Para Ahli Taurat memiliki ukuran yang dipakai pada jaman Daud, bahwa seorang Mesias adalah ia yang datang sebagai

Membagikan Kasih tanpa Menyerah

"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? (Mat. 18:12) Renungan: Kasih sayang adalah rasa yang diperlukan bagi setiap orang. Dengan kasih sayang, kita bisa membantu sesama kita yang membutuhkan. Dengan kasih sayang itu pula kita bisa melampaui batas dari rasa kebencian yang kita miliki. Namun, sayang di dalam perjalanan hidup kita sering mengabaikan kasih sayang itu. Misalnya ketika ada salah seorang anggota keluarga yang mengalami kesulitan, kita cenderung tidak mau memberikan bantuan. Alasannya simple karena nanti ia juga mendapatkan bantuan dari keluarga lainnya. Pandangan seperti itu ditepis oleh pandangan Tuhan Yesus melalui perumpamaan domba yang tersesat itu. Di dalam perumpamaan itu, Tuhan Yesus memberikan pandangan betapa gembiranya Allah ketika mampu menolong domba yang ses

Belajar semakin Rendah Hati dengan Bunda Maria

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38) Renungan: Kita sering mendengar kata rendah hati. Ada yang sudah mengerti. Tetapi ada juga yang belum mengerti. Sampai-sampai mereka bertanya kepada teman-teman yang berada di dekatnya mengenai rendah hati. Berdasarkan artinya, rendah hati itu tidak sombong atau angkuh. Tidak merasa dirinya paling hebat. Atau tidak mengagungkan diri di hadapan orang lain. Di dalam proses penyelamatan umat manusia, kita memiliki teladan kerendahan hati yakni sosok Bunda Maria. Allah pasti sudah memiliki kriteria khusus yang dimiliki-Nya untuk menghadirkan Putera-Nya di dunia. Karakter utama itu ialah kebaikan dan kerendahan hati seorang Maria. Saat berjumpa dengan malaikat, Maria hanya sempat bertanya suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Tetapi setelahnya, Ia menerima bahwa jika itu sudah kehendak Allah, maka ia akan menjalanin

Bersikap Bijaksana terhadap Firman Tuhan

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. (Mat. 7:24-25) Renungan: Saya pernah bertemu dengan seorang mahasiswa yang mengakui dirinya ialah seorang atheis. Ia mengaku dirinya demikian dikarenakan tidak mengakui beragama. Ia malu jika mengaku bahwa dirinya beragama tetapi hanya bisa mengejek orang lain, berkata kasar kepada orang lain atau tidak mau membantu orang lain. Namun, meski ia tidak mau dikatakan beragama, sikap dan perilakunya menunjukkan bahwa ia memiliki iman yang sangat kuat sekali. Ia mau membantu teman yang kesulitan. Ia mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Tuhan Yesus hari ini mengajak kita untuk merenungkan diri arti dari percaya. Ia mengungkapkan bahwa orang yang mendengar perkataan-Nya dan “melak

Membantu dengan dasar Belas Kasihan

Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." (Mat 15:32)  Renungan: Di dunia ini ada begitu banyak orang yang memiliki niat baik untuk membantu orang yang mengalami kesusahan. Ada juga yang memiliki motif lain dalam membantu orang yang mengalami kesulitan ekonomi. Ada yang meminjamkan uang untuk mendapatkan keuntungan dengan memberikan bunga pada pinjamannya. Ada pula orang yang membantu orang lain dengan motif agar dikenal oleh orang lain. Dalam artian, ia mengkampanyekan kebaikan agar dipilih menjadi kepala daerah atau pun anggota dewan. Melalui ungkapan-Nya di dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita semua untuk memberikan bantuan kepada orang lain melalui motif belas kasihan. Dengan belas kasihan, ki

Peringatan akan Kerajaan Allah

Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." (Luk. 21:8-9) Renungan: Waspada adalah kata yang seringkali dipergunakan untuk memberikan peringatan akan potensi bahaya. Sering kali kita mendengar kata ini di dalam kehidupan kita. Entah itu waspada kalau terlambat. Atau dengan bahasa yang lebih halus menggunakan kata, “hati-hati.” Hati-hati pulangnya, kata yang juga sering dipergunakan untuk menggambarkan peringatan bagi orang-orang yang menerimanya. Untuk itu, kita yang menerimanya juga harus hati-hati. Karena dengan berhati-hati itu kita menjadi lebih waspada akan bahaya yang mungkin akan kita hadapi. Tuhan Yesus memberikan kata hati-hati atau

Iman yang Menyembuhkan

" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" (Luk. 18:42) Renungan: Orang yang buta tentu tidak bisa melihat. Apalagi melihat wajah atau pun perbuatan yang dilakukan oleh orang sekitarnya. Orang yang buta cenderung akan menggunakan indera lainnya untuk mengetahui keberadaan dan dengan siapa ia berbicara. Jika orang buta berbicara, maka yang ia ketahui ia berbicara dengan seseorang. Mengenai wajah dan tindakannya, ia tidak tahu sama sekali. Hari ini, kita diajak untuk belajar dari orang buta yang ditemui oleh Tuhan Yesus dalam perjalanan-Nya menuju kota Yerikho. Di sana orang buta tersebut tidak mengetahui seperti apa sosok Tuhan Yesus dan bagaimana juga sikap dan tindakan-Nya. Yang ia ketahui hanya satu hal, ia ingin sembuh dan ia percayakan itu pada mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Kita seringkali merasa takut dalam melewati masa-masa sulit. Entah itu di dalam kehidupan se

Bersyukur atas Segala yang Dimiliki

Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" (Luk. 17:17-18) Renungan: Di dalam kehidupan ini kita sering mengalami masa di mana masa sulit. Suatu saat, kita bisa saja kehilangan uang. Atau suatu saat juga kita bisa saja kehilangan teman. Bisa juga mungkin kehilangan barang yang kita sayangi. Atau mungkin di keluarga kita mengalami kesulitan dalam hal makanan. Atau bisa juga kita mengalami masa-masa sulit lainnya yang membawa kita pusing sekali. Pada masa itu, kita seringkali membawanya di dalam doa. Namun, setelah itu sudah…kita lupa akan masa sulit tersebut. Lalu, berulang kembali dan begitu terus selanjutnya. Pada hari ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk belajar dari salah seorang penderita kusta. Orang tersebut berasal dari Samaria. Samaria adalah suku yang menurut penduduk Yahudi sa

Rendah Hati karena Tuhan Hadir dalam setiap Karya

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Luk. 17:10) Renungan: Apa yang akan kita perbuat setelah melakukan sesuatu pekerjaan? Terkadang kita mengucap syukur atas keberhasilan yang telah kita perbuat. Ada pula yang menyatakan bahwa keberhasilan itu bisa dicapai karena dirinya. Ada pula yang bilang bahwa keberhasilan itu bisa dicapai karena perjuangan keras dari masing-masing anggota tim. Tuhan Yesus hari ini mengajarkan kepada kita suatu sikap rendah hati. “Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.” Demikianlah Tuhan Yesus hendak menanamkan kepada setiap orang bahwa ketika sesuatu pekerjaan berhasil itu semua lantaran pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang sudah semestinya dijalankan. Mengapa demikian? karena di dalam setiap pekerjaan kita, Tuhan juga turut terlibat. Di dalam setiap p

Teguran adalah Kasih

Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." (Luk. 17:3-4) Renungan: Kita sering melihat orang tua, kakak atau adik, teman atau sahabat berbuat salah. Tetapi, mereka tidak menganggap bahwa perbuatan itu adalah salah. Lalu, kita yang melihat bahwa perbuatan itu salah hanya diam. Karena kita menganggap bahwa itu urusan dia dengan Tuhan. Mereka pun semakin lama semakin sering berbuat salah dan bahkan ketika ditegur, mereka menjawab lebih galak dan lebih keras dari kita yang menegurnya. Tuhan Yesus hari ini mengingatkan pada kita bahwa jika ada saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Mengapa harus ditegur? Karena jika hanya menganggap bahwa itu adalah urusan Tuhan, maka kita membuat kesalahan. Yang pasti dari seluruh kisah Kitab Suci, baik itu Perjanjian Lam

Lebih Cerdik dari Anak-anak Dunia

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. (Luk. 16:8) Renungan: Bagaimana rasanya jika hutang kita yang banyak secara tiba-tiba dipotong menjadi lebih sedikit? Menyenangkan bukan? Sudah pasti karena dengan pengurangan hutang yang ada berarti kita bisa membayar hutang tersebut lebih cepat lagi. Di lain pihak dengan pengurangan hutang yang terjadi berarti kita dapat mengutang untuk keperluan yang lain. Berbeda halnya dengan perumpamaan yang terjadi pada hari ini. Hari ini kita diajak untuk bertemu dengan sosok bendahara yang cerdik. Di mana bendahara di dalam perumpamaan mampu menggunakan kesempatan yang ada untuk mengubah seluruh hutang yang ada. Dari semula berhutang seratus gandum bisa dipotong menjadi delapan puluh gandum. Melihat hal itu tuannya pun memuji si bendahara. Kita hidup di dunia ini bertemu dengan begitu banyak tantang

Cinta Uang atau Cinta kepada Allah?

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." (Yoh. 2:16) Renungan: Mendengar atau membaca kutipan ayat ini terbesit tanya dalam diri kita. Ternyata Tuhan Yesus galak juga ya. Atau juga bertanya dalam dirinya terbesit tanya, mengapa Tuhan Yesus justru melarang orang berjualan? Atau ada juga yang bertanya, mengapa Tuhan Yesus sedemikian marahnya saat melihat begitu banyak pedagang dalam Bait Allah. Padahal Tuhan Yesus kan Tuhan, mengapa harus marah? Tuhan Yesus marah karena Bait Allah yang semula sebagai tempat beribadat beralih fungsi menjadi pasar. Di mana di dalam pasar itu ada kepentingan yakni mencari keuntungan. Misalnya ada yang menyediakan jasa penukaran uang tetapi ternyata penukaran itu dipergunakan juga untuk mencari keuntungan. Hal inilah yang ditentang oleh Tuhan Yesus kepada para pedagang di Bait Allah. Kita sering juga mencari keuntungan. Pencarian seperti itu menggant

Melepaskan

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Luk 14:33) Renungan: Ada seorang siswa yang memiliki keinginan menjadi pintar dan bisa mengalahkan peringkat salah seorang temannya. Ia pun mulai berusaha dengan keras. Ia pergi ke tempat les. Ia belajar dengan guru mata pelajaran matematika, kimia, biologi dan fisika. Sampai pada hari keenam dia menjalani aktifitas tersebut, siswa tersebut tidak sanggup. Akhirnya ia memutuskan menjadi seorang siswa yang memiliki prestasi yang biasa-biasa saja. Tuhan Yesus pada hari ini mengajak kita untuk lepas. Lepas dari apa? Lepas dari keterikatan terhadap seluruh milik kita. Milik kita itu bukan saja uang, sepda motor atau pun baju. Milik kita itu juga adalah yang ada di dalam hati. Jika kita suka sekali menonton TV, maka Tuhan Yesus meminta kepada kita untuk lepas dari ketergantungan terhadap menonton TV. Itulah yang disebut dengan l

Lebih Rendah Hati untuk Menerima Undangan Tuhan

Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku." (Luk. 14:23-24) Renungan: Apa yang akan kita lakukan jika mendapatkan undangan ulang tahun? Ada yang senang karena bisa berangkat bersama teman-teman. Sesampainya di tempat itu bisa bersenang-senang bersama teman-teman. Ada juga yang tidak senang karena memang tipenya tidak suka menghadiri acara-acara yang ramai. Ada juga yang tidak hadir dikarenakan sudah memiliki acara pribadinya masing-masing. Hari ini kita semua mendapat undangan untuk menghadiri pernikahan dari perumpamaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Namun, sayang undangan itu hanya dihadiri oleh orang miskin, cacat dan lumpuh. Mengapa demikian? Karena tiga orang yang telah diundang yang sebelumnya meminta maaf untuk tidak hadir. Orang per

Belajar Lebih Tulus dan Ikhlas dalam Kebaikan

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." (Luk. 14:13-14)  Renungan: Belajar ketulusan kepada orang lain itu memang bisa dikatakan gampang-gampang susah. Maksudnya gampang-gampang susah ialah gampang berbicara tetapi sulit untuk dilakukan. Apalagi jika kita harus memberi sesuatu kepada orang lain tanpa berharap kembali. Karena zaman sekarang hal itu jarang sekali bisa kita temui. Justru di sanalah salah satu ciri khas dari ajaran Kristiani. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita hari ini untuk memberi kepada orang yang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Mengapa demikian? Dari sana kita diminta oleh Tuhan untuk selalu memberi tanpa memikirkan apakah yang kita berikan itu akan dikembalikan. Karena dengan cara

Pelayan Kerajaan Allah yang Utuh

Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Mat. 23:11-12) Renungan: Pelayan adalah sosok pribadi yang berjiwa melayani. Sosok seperti ini sangat mudah kita temui. Saat kita berkunjung dalam sebuah toko handphone. Pasti kita bertemu dengan pelayan atau sales dari toko tersebut. Dengan beragam cara ia memberikan pelayanan hingga pembeli mau membelinya. Namun ada juga pelayan toko yang tidak berbuat apa-apa, tokonya pun sepi. Berbeda dengan pelayan yang ada di toko. Yesus hari ini meminta kita untuk menjadi kita menjadi pelayan. Menjadi pelayan yang sungguh-sungguh tulus. Karena jika kita belajar dari para ahli Taurat yang sempat disinggung, mereka bukan menjadi pelayan namun ingin dilayani. Mereka ingin menjadi pemimpin yang terpandang dan bukan menjadi seorang pelayan. Padahal menurut Yesus, jika ingin menjadi tinggi, maka ia harus menjadi pribadi yan

Belajar untuk Rendah Hati

"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Luk. 14:11)" Renungan: Di dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan orang cenderung tinggi hati. Mereka seringkali menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain. Bahkan, mereka cenderung menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya. Terkadang kita pun juga demikian. Karena tergoda ingin merasa dihormati, maka terkadang kita juga cenderung bersikap demikian. Mencoba berusaha sendiri seakan-akan orang lain tidak bisa melakukannya. Yesus hari ini memberi pesan kepada kita, “barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Mengapa demikian? karena dengan merendahkan diri, kita akan lebih cenderung dihormati ketimbang dengan orang yang banyak bicara dan sepertinya ingin sekali dihormati. Allah pun justru memandang orang yang merendahkan dirinya dibandingkan orang yang meninggikan dirinya. Cherie

Doakanlah Mereka yang Sudah Tiada

Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh. 6:39-40) Renungan: Hari ini menurut kalender liturgi gereja katolik kita mengenang arwah semua orang beriman. Kita mengenang mereka yang pernah sangat kita cintai dan sayangi. Menurut iman gereja katolik, saat ini mereka masih berada di dalam api penyucian (purgatorium). Di sana mereka menurut gereja katolik memurnikan diri dari seluruh kesalahan yang pernah diperbuat semasa hidupnya. Tuhan Yesus melalui kutipan ayat dari Injil Yohanes hari ini mengajak kita melihat bagaimana berharganya kita. Meski sudah meninggal pun masih diberikan tempat bagi-Nya di dalam kehidupan kekal. Itu dilakukan oleh Tuhan Yesus semata-mata

Diundang Menjadi Orang Kudus

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (Mat 5:3-5) Renungan: Hari ini menurut kalender liturgi, gereja katolik merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Orang kudus yang dimaksud persekutuan para kudus adalah mereka yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan istimewa dipanggil dengan julukan beata, beato, santo dan santa. Merekalah para pembela-pembela dan pewarta iman yang telah memperjuangkan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus hari ini mengucapkan Sabda Bahagia di atas sebuah bukit. Apa kaitannya dengan Hari Raya yang kita rayakan? Kaitannya ialah mereka orang-orang kudus adalah orang-orang yang juga sudah berbahagia. Di saat hidupnya mereka adalah orang-orang yang juga mampu menerima keadaan. Keti

Berharap tanpa Melihat

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. (Rm. 8:24-25) Renungan: Seringkali kita mengharapkan bisa membeli apa yang kita inginkan. Misalnya, seoerang anak berharap bahwa ia bisa membeli sepeda. Harapan itu timbul ketika ia melihat sepeda yang diinginkannya itu. Ketika beberapa hari ia tidak melihat penampakan sepeda itu, maka ia kurang begitu berharap bahwa ia akan mendapatkan sepeda seperti itu. Santo Paulus mengajak kita untuk berpikir mengenai sikap berharap kita terhadap Kerajaan Allah. Di dalam kutipan ayat hari ini dapat terlihat bagaimana seharusnya sikap kita dalam berharap. Kita harus memiliki sikap terus berharap. Sampai kapan kita terus berharap? Sampai kapan pun. Sehingga, ketika waktu kita siap untuk bertemu dengan Tuhan Yesus kita akan siap. Karena berbeda dengan

Mematikan Perbuatan-perbuatan Daging

Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. (Rm. 8:13-14) Renungan: Saat pulang dari Gereja ibu Maria bertemu dengan ibu Alex. Ibu Alex mengatakan bahwa nanti malam akan ada doa rosario lingkungan di rumah pak Dewa. Mendengar perkataan ibu Alex itu, ibu Maria mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Sesampainya di rumah, ibu Maria ditegur oleh suaminya. “Nanti malam mau doa rosario di rumah pak Dewa? Aku juga mau ikut.” Tetapi ibu Maria menjawab, “tidak mau. Karena pak Dewa itu sombong dan pelit.” Bapak-dan ibu sekalian, Rasul Paulus kepada jemaatnya di Roma mengatakan, “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” Di sini Paulus mau kita lepas dari keterikatan kita pada keinginan daging. Keinginan daging itu ialah segala bentuk keburukan yan

Terus Membenci atau Mengasihi?

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" (Luk. 13:15-16) Renungan: Jika seseorang tidak menyukai kita, maka apa pun yang kita lakukan tidak akan disetujui olehnya. Meski di dalam peraturan tertulis pun hal yang kita bicarakan dapat disetujui sekalipun. Bahkan meski Undang-Undang tertinggi di negara ini pun menyetujui tetapi orang tersebut tidak menyukai kita, maka tidak bisa. Seperti itulah perlakuan yang dihadapi oleh Yesus. Kepala rumah ibadat itu tidak menyukai Yesus. Oleh sebab itu, ia bermaksud menemukan kesalahan dari diri Yesus. Sementara itu Yesus bermaksud baik dengan menyembuhkan seorang ibu yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Yesus p

Dibangun di atas Dasar Para Rasul dan Nabi

Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (Ef. 2:19-20) Renungan: Mungkin beberapa dari antara kita ada yang bingung dan bahkan masih bertanya-tanya. Dari mana gerangan kisah-kisah mengenai Yesus itu dapat diketahui? Atau juga bagaimana kok Gereja bisa mengetahui bahwa dulu Yesus juga sering merayakan Perayaan Ekaristi dengan menggunakan roti? Di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus ini, Santo Paulus mencoba menegaskan kembali mengenai kedudukan peran para rasul dalam mewartakan ajaran Yesus Kristus. Karena jika tanpa mereka, mungkin kita tidak akan mengenal siapa itu Yesus dan apa yang diwartakan-Nya. Melalui para rasullah kita dapat mengetahui siapa itu Yesus dan apa yang dikerjakannya. Kita sebagai orang yang juga menerima kesaksian itu terkadang meragukan mengena

Belajar untuk Memutuskan Sendiri apa yang Benar

Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? (Luk. 12:56-57). Renungan: Kita seringkali mampu untuk memprediksi hal-hal yang akan terjadi pada diri kita. Misalnya, jika saya terkena hujan sebelum mengisi perut saya, maka saya akan sakit. Lalu, jika saya terlalu banyak makan manis, nanti saya bisa terkena penyakit diabetes. Lainnya ialah jika saya menyeberang pada saat lampu belum merah ialah saya akan diklakson oleh pengendara mobil atau motor. Atau lebih parahnya ialah saya akan ditabrak oleh pengendara mobil atau motor. Yesus hari ini juga membahas mengenai kemampuan manusia dalam memprediksi. Tetapi kenapa Yesus justru mempertanyakan “mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?” Inilah yang menjadi tantangan dalam pewartaan yang dilakukan oleh Yesus saat itu. Yesus sudah mewartakan pertobatan tetapi banyak orang juga tidak

Akal Budi adalah Sarana Manusia

Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. (Rm. 7:25) Renungan Di dalam hidup ini kita selalu harus berhadapan dengan dua hal yang berlawanan. Mulai dengan berhadapan antara kebutuhan dan keinginan. Atau mungkin kita seringkali berhadapan dengan ya atau tidak. Atau bisa juga saat kita ingin pergi ke gereja, pergi atau tidak ya? Dalam keadaan dan kondisi seperti itu, apa yang harus kita perbuat? Demikian halnya juga yang diungkapkan St. Paulus melalui tulisannya kepada jemaat di Roma. Santo Paulus mengingatkan bahwa di dalam tubuh kita yang satu ini ternyata ada dua unsur yang saling berlawanan. Unsur yang pertama lebih kepada memilih melayani hukum Allah. Sedangkan unsur yang lainnya ialah hukum dosa. Untuk mengatasi perdebatan yang terjadi dalam dua unsur tubuh manusia itu, maka dipilihlah akal budi sebagai anugerah yang membedakan kita dengan makhluk ciptaan lainnya. K

Terjaga dalam Semua Kondisi

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." (Luk. 12:39-40) Renungan: Ada pepatah, “hiduplah seperti esok akan mati.” Mengapa ada pepatah seperti itu? Pepatah itu bertujuan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang lebih baik itu ialah rajin menolong dan selalu ingat pada Yang Kuasa. Sehingga pada saat kita mati, maka kita sudah siap meninggalkan seluruh hidup kita dan meninggalkan kebaikan. Tuhan Yesus melalui Injil hari ini menyatakan juga hal yang sama. Yesus menginginkan agar kita tetap berbuat baik dan tetap bekerja dala mewartakan Kerajaan Allah. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan Sang Empunya Kerajaan akan datang kecuali tetap bekerja dan berbuat dalam mewartakan Kerajaan Allah. Kita seringkali lengah dikarenakan merasa sudah capek atau letih. Tetapi kita memilih untuk berhenti d

Hidup dengan Dosa atau Ketaatan pada Allah?

Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? (Rm. 6:16) Renungan Dosa, berbicara mengenai hal yang satu ini orang jaman sekarang cenderung punya pandangan. “Ah..dosa gak ada tandanya kok.” Seperti itulah pandangan beberapa orang terhadap dosa. Adalagi yang masih mempertahankan pandangan bahwa dosa itu dapat membawa kita ke neraka. Jika berbicara mengenai itu kepada orang yang berbicara, maka akan ada orang yang menanggapi, “memangnya udah tahu neraka itu seperti apa?” Jawabannya ialah “iyap, saya sudah tahu neraka itu seperti apa”. Dari mana kita bisa mengetahuinya? Santo Paulus hari ini menghantar kita untuk mengetahui bagaimana dosa itu menuntun kita kepada kematian. Dosa itu memang nikmat seperti kemalasan yang sangat nikmat. Dengan kemalasan kita bisa t

Belajar Kekuatan Iman dari Bapak Abraham

Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, ? (Rm. 4:16) Renungan: Di dalam perjalanan hidup ini terkadang kita sering mendapat ujian iman. Entah itu datang pada kehidupan kita sendiri atau pun kepada kehidupan keluarga. Tidak tanggung-tanggung terkadang ujian iman itu terkadang mudah atau sangat sulit sekali. Hingga terkadang membuat kita ingin memutuskan untuk menyudahinya atau mencari cara yang lebih efektif namun melanggar suara hati. Banyak juga ketika kita menghadapi masalah terkadang kita tidak menyadari turut campurn Tuhan di dalam masalah itu. Kali ini St. Paulus mengajak kita untuk belajar dari bapak iman kita yakni Abraham. Mengapa demikian? Abraham adalah tokoh yang sangat taat dan tulus dalam mengabdi kepada Allah. Ia rela pergi meninggalkan

Tanda dari Tuhan

"Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” (Luk 11:29) Renungan: Masing-masing dari kita memiliki teman. Teman yang baik ialah teman yang nyaman ketika diajak berbincang-bincang. Bukan hanya sekedar berbincang-bincang. Seorang teman dapat juga memberikan penilaian yang objektif atas diri kita sendiri. Misalnya, ketika kita bersalah, maka kita akan diberikan nilai bersalah oleh teman. sedangkan disaat kita berbuat benar, maka kita pun diberikan nilai benar. Hari ini Tuhan Yesus meminta kita belajar kepada peristiwa nabi Yunus. Di mana di dalam peristiwa perjumpaan nabi Yunus dan orang Niniwe adalah pertemuan yang berisi pemberitahuan. Nabi Yunus memberitahukan bahwa orang-orang Niniwe diminta untuk bertobat. Tanda itulah yang seharusnya mereka sadari bahwa sebagai pengikut Allah sudah semestinya merubah jalan hidup menjadi sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah. Kita seringk

Mendengar dan Memelihara

14 Oktober 2017, Sabtu Kalistus I, Gonzalo dari logos, Gundisalvus dari Lagos, Yohanes Ogilvie Yl. 3:12-21; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Luk. 11:27-28 BcO Zef 1:1-17,14-2:3 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28) Saat kita berada di dalam masalah, kita pergi ke gereja. Saat perayaan ekaristi, kita mendapatkan pesan dari Pastor untuk belajar mencintai sesama dengan lebih dalam lagi. Lalu, kita pulang ke rumah, bertemu dengan anggota keluarga yang lain. Di sana kita menjalankan apa yang sudah disampaikan oleh pastor di gereja. Kita pergi ke kantor. Di sana kita bertemu begitu banyak orang dengan beraneka ragam. Di sana kita mencoba mengingat apa yang sudah di sampaikan oleh pastor bahwa harus mencintai sesama lebih dalam lagi. Tetapi ketika ada seorang rekan kerja yang membuat pekerjaan kita menjadi terbengkalai, kita memarahi dia. Kita memaki orang tersebut tanpa henti. Seakan-akan dia itu akan tidak bis

Allah selalu Memberi yang Terbaik

Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Luk. 11:11-13) Renungan: Ketika memiliki keinginan, seperti misalnya pergi ke luar negeri. Kita terkadang berdoa dan meminta kepada Tuhan agar rencana kita pun dapat terwujud. Berdoa secara terus menerus, siang dan malam, pagi dan malam, berdoa dan berdoa. Tetapi hingga batas waktu yang kita miliki ternyata rencana itu tidak terwujud. Yang justru mengherankannya kita malah mendapatkan musibah. Mengapa ya demikian? Jika kita kembali membaca dan meresapi apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus hari ini, mungkin kita akan berasumsi lain. Hari ini Tuhan Yesus menyatakan kebaikan Allah kepada manusia sangatlah besar. Allah ti

Antara Kasih dan Amarah

Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" (Yun. 4:10-11) Renungan: Di dalam kisah sebelumnya diceritakan bahwa Yunus diutus Allah untuk pergi ke Niniwe. Di sana Yunus bertemu dan mewartakan pesan yang disampaikan oleh Allah kepadanya. Pesan itu ialah agar orang Niniwe bertobat sebelum Allah akan menunggangbalikkan Niniwe. Mendengar pesan yang disampaikan oleh Yunus, maka warga Niniwe pun bertobat dan berpuasa. Mereka kembali kepada Allah. Namun, pertobatan dan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Niniwe ini tidak disukai oleh Yunus. Maka, di dalam kisah selanjutnya diceritakan bahwa

BELAJAR MENDENGARKAN BERSAMA MARTA

Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Luk 10:41-42) RENUNGAN: Hari ini kita diajak oleh kitab suci membahas dua orang tokoh. Tokoh pertama ialah Yunus dan tokoh kedua adalah Marta. Yunus pada hari ini harus mewartakan kepada orang-orang di Niniwe bahwa Allah akan menunggangbalikkan kota tersebut. Tidak sulit bagi Yunus untuk membuat orang-orang Niniwe bertobat karena orang-orang Niniwe adalah orang-oraang yang taat kepada Allah. Mereka yakni orang-orang Niniwe setelah mendengar pernyataan tersebut langsung bertobat dan berpuasa. Tidak hanya pada penduduk setempat namun ternak-ternak yang dimilikinya pun diajak untuk berpuasa. Melalui Injil Lukas, kita diajak untuk membahas mengenai dua orang yakni Marta dan Maria. Dalam Injil mereka diceritakan bahwa mereka menerima ke

Mengenal Sesama melalui kisah Orang Samaria yang Baik Hati

Gambar: https://sangsabda.wordpress.com Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Luk 10:27) Renungan: Sesama, apa pengertian sesama itu? Ada orang yang mengerti kata sesama itu ialah sesama yang beragama sama. Ada pula yang memahami bahwa sesama itu adalah sesama yang berasal dari suku atau bangsa yang sama. Sesama juga ada yang mengerti bahwa mereka memiliki Tuhan atau kepercayaan yang sama. Di dalam bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk memahami arti kata “sesama” melalui perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati. Orang Samaria adalah etnis yang dipandang bertentangan dengan orang Yahudi. Mereka bukan keturunan Yahudi murni. Mereka adalah hasil keturunan dari perkawinan antara bangsa Yahudi dan non-Yahudi. Mereka juga kerap memandang negatif bangsa Yahudi. Namun, di dalam bacaan hari ini Yesus men

Agar tidak Bebal dalam Iman

Gambar: https://catatanseorangofs.wordpress.com “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." (Luk 10:16) Renungan: Bebal dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah mereka yang sukar sekali mengerti dan tidak cepat menanggapi sesuatu hal. Jika ada orang yang bebal, maka ia adalah orang yang sukar sekali mengerti dan menanggapi sesuatu hal dengan cepat. Tuhan Yesus hari ini menggunakan kata bebal dan mengutuk beberapa kota, di antaranya ialah Korazim, Betsaida dan Kapernaum. Mengapa demikian? Karena kedua kota ini bagi Tuhan Yesus ialah kota yang bebal. Bebal dalam menanggapi kehadiran Allah. Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah mereka namun mereka juga tidak mengerti kehadiran Allah. Tuhan Yesus menyembuhkan banyak orang namun mereka juga tidak merasakan kehadiran Allah. Maka, sudah layak dan sepantasnyalah kita sebagai pengikut-Nya dapat melaksanakan ap

Percaya berarti Bertobat dan Rendah Hati

Gambar: http://www.kerygmateenz.com “D an engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.” (Mat 11:23-24) Percaya dalam kamus bahasa Indonesia berarti mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. Untuk sampai pada arti kata mengakui dan yakin itu seorang pribadi harus melewati fase yang namanya kerendahan hati. Karena tanpa melewati fase tersebut, maka apa pun yang dikatakan oleh orang lain atau yang dilakukan oleh orang lain sama sekali tidak akan membuatnya percaya. Itulah yang dialami oleh Yesus pada dua kota yang terdapat di dalam Injil hari ini. Yesus mengutuk Khorazim dan Kapernaum. Mengapa Yesus berbuat demikian? Mengapa Yesu

Meski Cinta Jangan Buta

Gambar : https://travel.detik.com “B arangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37)                 Sarah mempunyai anjing jenis husky. Ia sangat menyayangi anjing tersebut sampai-sampai ia pun tidak tega mengikatnya. Lalu, ia membiarkan begitu saja di rumahnya. Suatu hari saat Sarah pergi ke sekolah, anjingnya itu menggigit seorang anak kecil. Karena orang tua itu tidak terima, maka ia menghampiri kediaman Sarah. Lalu, orang tua dari anak itu memarahi Sarah. Meminta anjingnya untuk diikat atau dimasukkan ke dalam kandang. Tetapi Sarah tidak percaya bahwa itu adalah ulah anjingnya. Karena terus tidak percaya, maka salah seorang tetangga meminta ia untuk melihat rekaman cctv yang merekam adegan tersebut. Sarah pun akhirnya menjadi percaya bahwa itu ulah dari anjing peliharaannya.                 Pelajaran apa yang bisa kita pet

Berdamailah

Gambar:  RMOLJakarta.com S egeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. (Mat 5:25) Kita seringkali mengalami permasalahan dalam hubungan dengan sesama. Di antara kesulitan tersebut berkaitan dengan hidup bersama dengan teman. Kesulitan itu mungkin disebabkan oleh perbedaan kepentingan atau pemikiran. Karena perbedaan tersebut tidak mampu disikapi dengan baik, maka yang terjadi ialah perdebatan dan bahkan permusuhan. Dampaknya, yang teringan ialah kedua belah pihak tidak mau saling menyapa. Yang terberat ialah tidak ingin berbaikan atau berdamai. Yesus di dalam bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk melihat dampak dari permasalahan. Yesus menyatakan bahwa kita harus berdamai dan berbaikan. Hal itu disebabkan demi kebaikan antara diri kita sendiri dan juga orang lain. Sehingga dengan demi

Ketika Kebenaran itu Ditolak

Gambar: http://www.juniperrsearch.com Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. (Mrk 12:10-11) Gita adalah salah seorang siswi yang baik dan periang. Ia punya seorang teman, namanya Dwi dan Astri. Karena Gita adalah salah seorang siswi dengan wajah cantik, maka ia senang sekali mendapat pujian dari teman-temannya termasuk kedua temannya itu. Namun sayang suatu kali ada satu peristiwa yang tidak mengenakkan. Gita bertanya kepada Dwi, “Dwi aku cantikkah dengan make up seperti ini?” Dwi menjawab spontan, “Sejak pertama kali kenal kamu, pertanyaannya sama aja. Ganti pertanyaan lain dong.” Mendengar pernyataan itu, Gita mengusir Dwi dan sejak saat itu ia tidak pernah mau berteman lagi dengan Dwi. Perbuatan seperti itu pun diperbuat oleh Gita sampai ia kehilangan teman terakhirnya, yakni Astri. Yesus di dalam Injil hari ini menekankan bahwa batu yang dibuang oleh tukang bangunan telah me

Kurban Terbaik

Gambar: http://dianweb.org "B erbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.” (Im 1:2) Sapi merupakan binatang yang kerap kali dijadikan sebagai persembahan oleh bangsa Israel. Di samping sapi, kita juga mengenal ada binatang yang dipergunakan sebagai persembahan yakni domba atau kambing. Pada jaman Perjanjian Lama ini segala sesuatu haru menggunakan persembahan. Mulai dari pengudusan diri hingga pada penebusan-penebusan dosa. Kesemuanya membutuhkan hewan untuk dipersembahkan. Di antara seluruh hewan yang dipergunakan yang nikmat itu ialah sapi. Dalam kitab Imamat, Allah menyatakan persyaratan hewan yang dapat dikurbankan, yakni sapi, kambing dan burung perkutut. Jika kita tidak mampu memiliki seekor sapi, maka bisa dipilih alternatif berikutnya yakni kambing. Atau jika tidak